Sekilas Tentang Kepenggalangan (Pramuka Penggalang)




SEPUTAR KEPENGGALANGAN


I. Pengantar
Pramuka Penggalang merupakan  anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11 – 15 tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat keingintahuan (curiosity) yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok. Oleh karena itu titik berat dari latihan Pasukan Penggalang terletak pada kegiatan Regu yang didasari oleh sistem beregu dalam seluruh pelaksanaan kegiatan Pasukan Penggalang. 
Dunia Penggalang sudah lebih luas dan melebar daripada dunia Siaga yang masih tertutup (formasi lingkaran). Formasi barisan barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan penggalang adalah berupa angkare (setengah lingkaran atau tapal kuda), sebuah lingkaran yang sudah mulai terbuka tetapi tiga sudutnya masih tertutup. 
Pada saat upacara pembukaan dan penutupan latihan, Pembina berdiri di depan pasukan di bagian tengah di sebelah kiri bendera (tiang bendera berada di kanan Pembina). Hal ini memberi makna bahwa di dalam dunia penggalang, Pembina memberi porsi lebih besar menggerakkan kemauan (ing madya mangun karsa), dibandingkan dengan porsi pembinaan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tulada) dan dorongan (tut wuri handayani). 
Simbol bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa penggalang mulai diperkenankan melihat dunia luar dan Pembina Penggalang sudah dapat melepaskan Penggalangnya dalam pelaksanaan tugas melalui pemimpin-pemimpin Regu yang menjadi tulang punggung di dalam pasukan Penggalang. Pembina Penggalang sudah dapat memberi kepercayaan kepada Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu untuk melatih anggota regunya dengan penuh tanggungjawab. Untuk itulah para Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu diberi latihan tambahan secara berkala dalam bentuk Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru).

II. Pokok Materi

1. Pasukan Penggalang. 
  • Wadah pembinaan Pramuka Penggalang disebut Pasukan Penggalang yang secara filosofis bermakna sebagai pasukan-pasukan di masa perjuangan kemerdekaan bangsa dalam menggalang persatuan dan membangun jiwa patriotisme dan nasionalisme. Kata “pasukan” berasal dari kata pa–suku-an yakni tempat para suku berkumpul. Pada umumnya, pasukan penggalang putera mengambil nama-nama senjata sebagai nama pasukannya, seperti “ Pasukan Pasopati”; “Pasukan Trisula Pamungkas”, Pasukan Cakra Baskara”, “Pasukan Roda Dedali”, “Pasukan Mandau Sakti”, dan lainnya. Pasukan Puteri umumnya mengambil nama-nama mitos sebagai nama pasukannya seperti “Pasukan Rara Jonggrang”; “Pasukan Dewi Bulan”; “Pasukan Chandra Kirana”; “Pasukan Puti Serindang Bulan” dan lainnya. Dapat juga menggunakan nama-nama pahlawan seperti pada ambalan penegak. Pada hakekatnya nama pasukan adalah simbol kebanggaan seluruh anggota pasukan, yang dihasilkan dari musyawarah pasukan.
  • Panggilan terhadap pasukan berupa tiupan peluit pendek 8 kali dan tiupan peluit panjang satu kali. Seperti kode morse berikut ini: …….. – . Namun demikian panggilan pasukan dapat bervariasi misalnya dengan menyebutkan nama pasukannya: “Trisula pamungkas…..kumpul”, atau dalam aba-aba baris-berbaris: “Trisula Pamungkas…..Siaap…..Geraaak”, dan seterusnya. Panggilan pasukan dengan aba-aba khusus dapat dibuat menurut kesepakatan pasukan dan Pembina pasukannya.
  • Pasukan yang ideal memiliki markas pasukan disebut sanggar, yakni tempat pasukan itu berkumpul. Selain sanggar, setiap pasukan memiliki bendera Merah Putih, bendera Pramuka, tiang bendera, peralatan perkemahan, sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
  • Sesuai dengan metode satuan terpisah, maka Pembina pasukan putera adalah seorang pria, dan Pembina pasukan puteri adalah seorang wanita. Hubungan antara Pembina Pasukan dengan anggota pasukan penggalang seperti hubungan antara kakak dan adik; sedangkan hubungan Pembina Pasukan dengan Pembina regu sama seperti hubungan pada anggota dewasa Gerakan Pramuka lainnya yakni hubungan persaudaraan atau kekerabatan, bukan seperti hubungan antara atasan dan bawahan.


2. Regu – Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 3 sampai 4 Regu dengan jumlah anggota Regu 6 sampai dengan 8 penggalang. Kata “Regu” berarti gardu atau pangkalan untuk meronda. Tiap regu memiliki pemimpin regu dan wakil pemimpin regu yang dipilih dari salah seorang anggota regunya berdasarkan musyawarah regu.
  • Setiap regu memiliki nama regu yang merupakan simbol kebanggaan regu. Nama regu dipilih dan diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota regu tersebut. Nama regu penggalang putera menggunakan lambang binatang, sedangkan nama regu penggalang puteri menggunakan simbol bunga atau tumbuhan. Nama regu tersebut dilukiskan dalam bendera regu. Bendera regu merupakan kebanggaan regu, yang senantiasa dibawa dalam setiap kegiatan penggalang.
  • Tiap regu memiliki kode panggilannya sendiri. Untuk regu putera biasanya menggunakan panggilan suara binatang, apabila pemimpin regu atau salah seorang dari mereka memanggil anggota regunya. Untuk regu puteri biasanya menggunakan suara peluit, atau teriakan nama regunya. Setiap anggota mempunyai nomor regu. Nomor regu pemimpin regu adalah 1, wakil pemimpin regu adalah 2 dan selanjutnya hingga nomor ke 8. Andaikata Pemimpin regu Mawar akan memanggil “si Ani” yang memiliki nomor 7, maka pemimpin regu akan memanggil “Mawar 7……, kemari”. Demikian juga pada regu Singa putra, misalnya akan memanggil anggotanya yang bernama “Bambang” kebetulan ia anggota regu nomor 8, maka ia akan mengaum…, dan meneriakkan nomor 8. Panggilan bagi tiap-tiap anggota regu adalah sesuatu yang unik, dan pada dasarnya adalah merupakan kesepakatan anggota regunya.
  • Setiap anggota regu penggalang harus memiliki tali berukuran 10 meter, dan tongkat penggalang berukuran 160 cm. Ponco (jas hujan), velples (tempat air minum), kompas, pisau digunakan biasanya kalau ada kegiatan keluar. Adapun perlengkapan regu penggalang adalah tenda dan perlengkapan perkemahan lainnya. 
  • Setiap regu penggalang idealnya memiliki Pembina regu. Sesuai dengan metode satuan terpisah, maka Pembina regu putra harus seorang pria, dan Pembina regu puteri harus seorang wanita. Hubungan antara Pembina regu dengan anggota regu seperti hubungan antara kakak dan adik. 


3. Dewan Penggalang (Dewan Satuan Penggalang)

Dalam rangka melatih kepemimpinan dan melatih berperan dalam pengambilan keputusan para pramuka penggalang, dibentuk Dewan pasukan Penggalang, disingkat Dewan Penggalang, yang terdiri atas 
  • Pemimpin Regu Utama (Pratama), 
  • Para Pemimpin Regu, 
  • Wakil Pemimpin Regu, 
  • Pembina Penggalang dan 
  • Para Pembantu Pembina Penggalang.

Pembina Pramuka Penggalang dan Pembantu Pembina Pramuka Penggalang bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak dalam mengambil keputusan terakhir.
Dewan Penggalang bertugas :

1) Mengurus dan mengaturprogram kegiatan-kegiatan Pasukan Penggalang
2) Mengevaluasi program kegiatan
3) Mendukung Regu dalam kegiatan mengintegrasikan anggota baru
4) Menyelenggarakan pemilihan Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu
5) Merekrut anggota regu baru
6) Menyiapkan materi yang akan dibahas dalam Dewan Majelis Penggalang.

4. Dewan Kehormatan Penggalang
  • Untuk melatih kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka Penggalang, dibentuk Dewan Kehormatan Pasukan Penggalang, yang terdiri atas Pemimpin Regu Utama, para Pemimpin Regu, Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang.
  • Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Penggalang adalah Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang, sedangkan Sekretaris Dewan Kehormatan adalah salah seorang Pemimpin Regu.
  • Tugas Dewan Kehormatan Penggalang adalah untuk menentukan:

  1. Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lainnya kepada Pramuka Penggalang yang berjasa atau berprestasi.
  2. Pelantikan Pemimpin dan Wakil Peninpin Regu serta Pratama.
  3. Tindakan terhadap pelanggaraan Kode Kehormatan
  4. Rehabilitasi anggota Pasukan Penggalang


5. Majelis Penggalang
a) Untuk mendidik Pramuka Penggalang dalam kehidupan demokrasi dan mewujudkan hak semua anggota, dibentuk Mejelis Penggalang yang anggotanya terdiri atas seluruh anggota pasukan. Keikutsertaan mereka sebagai individu bukan atas nama regu. 
b) Majelis Penggalang diketuai oleh Pramuka Penggalang yang dipilih langsung langsung oleh seluruh anggota. Sebelum Ketua Majelis terpilih, pertemuan dipandu oleh Pratama. Ketua Majelis memilih sekretarisnya.
c) Tugas Majelis Penggalang:    
  • Menyusun aturan-aturan yang mengikat seluruh anggota 
  • Menetapkan sasaran tahunan untuk diajukan kepada Pembina Pasukan dan diteruskan kepada  Pembina Gudep yang selanjutnya dinyatakan dalam rencana gudep 
  • Membahas dan memberikan persetujuan kegiatan bersama dan kalender kegiatan yang diajukan Dewan Penggalang.
d) Pembina dan Pembantu Pembina mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara.


6. Kegiatan Penggalang
  • Kegiatan Penggalang adalah kegiatan yang selalu berkarakter, dinamis, progresif, menantang. Pembina menjadi kunci pokok di dalam mengemas bahan latihan dan kreativitas Pembina sangat diperlukan. Semakin akrab hubungan antara Pembina dengan Penggalang maka akan semakin tinggi tingkat ketertarikan Penggalang untuk tetap berlatih.
  • Pembina tidak perlu khawatir tentang materi apa yang akan dilatihkan karena pada hakekatnya semua aspek hidup yang normatif dapat dilatihkan kepada Penggalang.
  • Materi latihan perlu dikemas sehingga memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell yakni: Health, Happiness, Helpfulness, Handicraft. Yang perlu diutarakan lagi adalah materi latihan itu datang dari hasil rapat Dewan Penggalang, namun demikian Pembina bisa menawarkan program-program baru yang menarik, yang belum diketahui oleh Dewan Penggalang itu sendiri, sehingga menjadi keputusan latihan Dewan Penggalang.
  • Di dalam latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Pramuka Garuda (SPG), dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). SKU dan SPG merupakan standar nilai-nilai dan keterampilan yang dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK adalah standar kompetensi Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu tidak semua SKK yang tersedia dianjurkan untuk dicapai. Hasil pendidikan dan pelatihan Pramuka Penggalang dilihat dari SKU - SPG yang dicapai dan SKK yang diraih. SKU Penggalang terdiri atas 3 tingkatan, yakni: Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, dan Penggalang Terap. Setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penggalang Terap, seorang Penggalang diperkenankan menempuh Pramuka Garuda (SPG) – yang dalam pramuka internasional disebut Eagle Scout.
  • Secara garis besar kegiatan Penggalang dibagi menjadi Kegiatan Latihan rutin dan kegiatan insidental.

Kegiatan Latihan Rutin

1) Mingguan
Kegiatan latihan dimulai dengan:
- Upacara pembukaan latihan.

- Pemanasan dengan permainan ringan atau ice breaking, atau sesuatu yang sifatnya menggembirakan tetapi 
   tetap mengandung pendidikan.

- Latihan inti, 
dapat diisi dengan hal-hal yang meliputi penanaman nilai-nilai dan sekaligus keterampilan. Berbagai cara untuk menyajikan nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara langsung atau dikemas dalam bentuk permainan. (contohnya: Teknik membuat tandu dan membalut korban; permainan Nusantara-1 ciptaan kak Joko Mursitho yang berisikan wawasan kebangsaan, dinamika kelompok, dan team building; permainan Sepak Bola Sampah ciptaan kak Joko yang berisikan kepedulian kebersihan, kerja bakti tetapi menggembirakan; Membuat Woogle atau cincin setangan leher; dsb.).
- Latihan penutup, dapat diisi dengan permainan ringan, menyanyi, atau pembulatan dari materi inti yang telah dilakukan.
- Upacara penutupan latihan. Pada upacara penutupan latihan Pembina Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik Penggalang, dan menghimbau agar pada latihan mendatang adik-adik penggalang dapat membawa teman-temannya untuk ikut menjadi anggota baru Penggalang. 

2) Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Penggalang dan Pembinanya, dengan jenis kegiatan yang berbeda dengan kegiatan rutin mingguan. Kegiatan rutin dengan interval waktu tersebut dapat dilakukan di luar pangkalan gugusdepan; misalnya hiking, rowing, climbing, mountainering, junggle survival, orientering, swimming, kegiatan-kegiatan permainan high element, dan low element, praktek pionering yang sebenarnya, first aids, bakti masyarakat, camping, atau lomba-lomba.

3) Latihan Gabungan (Latgab).
Pada hakekatnya latihan gabungan ini adalah latihan bersama dengan gugusdepan lain, sehingga terdapat pertukaran pengalaman antara sesama Penggalang, dan diantara sesama Pembina. Materi kegiatannya bisa sama dengan kegiatan Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.

4) Kegiatan di tingkat Kwartir Cabang, Daerah, dan Nasional
Jenis kegiatan dikategorikan ke dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan satu tahunan, dua tahunan, tiga tahunan, empat tahunan, atau lima tahunan yang diputuskan dan diselenggarakan oleh Kwartirnya, seperti kegatan:
a) Gladian Pemimpin Satuan,
b) Gladian Pemimpin Regu,
c) Lomba Tingkat Gudep atau LT I (khusus diselenggarakan oleh Gudep), LT II di Tingkat Ranting, LT III di tingkat Cabang, LT IV di Tingkat Daerah, dan LT V di tingkat Nasional.
d) Kemah Bakti Penggalang.
e) Jambore Ranting, Cabang, Daerah, Nasional, Asean, Regional (Asia Pacific), dan Jambore Dunia (World Scout Jambore).

Kegiatan Insidental
Kegiatan ini merupakan kegiatan partisipasi terhadap kegiatan yang diselenggarakan lembaga-lembaga Pemerintah atau lembaga non-pemerintah lainnya. Misalnya Gerakan Upacara mengikuti kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana alam, dan sebagainya.

III. PENUTUP
Anggota penggalang yang dalam hal ini adalah peserta didik pada proses pendidikan Gerakan Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu pendapatnya, keinginannya, harus kita hargai. Dalam membina Penggalang penerapan konsep Ing Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah membangun/menggerakkan kemauan) porsinya lebih banyak dibandingkan dengan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi teladan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan)

latihan perdana DP SMP N 1 DUKUHTURI


Jumat 30 November 2012 Latihan Perdana DP 807-808 SMP N 1 DUKUHTURI  Tentang latihan Senam Tongkat Yang Diajarkan Oleh Kakak Pembina Dan Kakak DP Dalam kegiatan itu nampaknya adik2 kelas VII sangat bersemangat belajar senam tongkat meskipun masih ragu2 dan yang paling sallut kakak DP putra Dan kakak DP putri Salling kompak dalam mengajarkan adik2 kelas 7 latihhan senam tongkat,dan sangat patut dicontoh oleh Adik2 kelas VII untuk bekal dalam wawasan kepramukaan.

Kemah Bhakti dalam rangka pelantikan Dewan Penggalang


Dalam rangka pembinaan karakter di kalangan warga Gudep dan melantik calon dewan penggalang gudep 807 – 808 gudep SMP N 1 Dukuhturimengadakan kemah bhakti. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu-minggu tanggal 10-11 November 2012 bertempat di desa Soka Tengah kecamatan Bumi Jawa Kabupaten Tegal tepatnya di SMP N 4 Bumijawa. Pemilihan lokasi perkemahan ini sesuai dengan instruksi Kamabigus terkait pemberian bantuan kepada siswa kurang mampu yang diperoleh dari hasil jimpitan yang telah dilakukan oleh warga gudep.
Kegiatan yang bertemakan “ Dengan Kemah Bhakti dan Pelantikan Dewan Penggalang kita ciptakan kader pramuka yang memiliki wawasan kebangsaan “ di ikuti oleh 82 orang peserta  yang terdiri dari calon Dewan Penggalang putra 36 orang, calon dewan Penggalang Putri 48 orang calon dewan penggalang putri.
Kegiatan ini bertujuan :
1.   Melantik calon dewan penggalang menjadi dewan penggalang
2.   Serah terima jabatan Pratama
3.   Meningkatan wawasan kebangsaan dikalangan warga gudep SMP N 1 Dukuhturi
4.   Praktek pengamalan dasa dharma dalam kehidupan sehari – hari
Hadir dalam acara tersebut Bapak Kepala Sekolah Drs. Alfatah, M.Pd selaku ka mabigus gudep SMP N 1 Dukuhturi. Kepedulian beliau terhadap Gerakan Pramuka tak diragukan lagi hingga beliau menyempatkan diri untuk bermalam di arena perkemahan mendampingi peserta. Bukan hanya itu beliau juga memberikan materi pada sesion “Kepemimpinan” dengan gaya beliau peserta nampak dengan antusias dan semangat mengikuti kegiatan ini. Meski padat acara namun peserta tetap semangat mengikuti acara ini hingga usai.
“Kegiatan kemah bhakti dan pelantikan dewan penggalang ini lebih merupakan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan karakter kebangsaan, sehingga kegiatan ini kami integrasikan beberapa nilai, antara lain :
- Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara
- kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural
Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan”. Demikian ungkap beliau yang disampaikan melalui KaGudep 807 Bapak Iman Hadi Purwono, S.Pd saat penutupan kegiatan.
Guna penanaman karakter kebagsaan usai api unggun dan pentas seni di adakan acara Training Motivation oleh semua jajaran pembina.
Kegiatan di akhiri dengan Bakti sosial dilingkungan SMP N 4 Bumijawa dan pemberian bantuan kepada siswa kurang mampu dilingkungan SMP N 4 Bumijawa serta pemberian bantuan berupa Al-Qur’an di musholla Al-Hidayah di dukuhtengah desa soka tengah kec. Bumijawa. Bantuan berupa buku dan alat tulis kepada siswa yang kurang mampu ini diserahkan langsung lewat pembina Pramuka Gudep SMP N 4 Bumijawa. 


























UPACARA API UNGGUN


SUSUNAN UPACARA API UNGGUN
GUDEP 807-808
SMP N 1 DUKUHTURI



I.        Waktu dan Tempat
1.       Hari/Tanggal               : Sabtu, 24 September 2011
2.       Waktu                        : 19.30 – 22.30 WIB
3.       Tempat                       : Lapangan Desa Soka Tengah Bumijawa

II.       Pakaian
1.       Unsur Mabi, Pembina, Pamong                : Seragam Pramuka
2.       Sangga Kerja                                           : Seragam Pramuka
3.       Peserta Upacara                                       : Seragam Pramuka
     
III.      Personil UpacarA

1.   Pembina Upacara          : .....................................................
2. Penanggungjawab acara : .....................................................
3. Pemimpin upacara          : .....................................................
4. Pembawa acara             : .....................................................
5. Pembaca Dasa Dharma 10 orang dari peserta :

                1.                                            6.
                                                                2.                                            7.
                                                                3.                                            8.
                                                                4.                                            9.
                                                                5.                                            10.

6.       Penerima tamu  : ...................................................

IV.      KEGIATAN PENDAHULUAN
1.       Merapihkan/membereskan kayu bakar yang telah tersedia di lapangan utama oleh perwakilan dari 
       masing-masing sangga didampingi oleh sangga kerja.

2.    Pembagian petugas upacara api unggun diambil dari perwakilan sangga sebanyak: 10 orang pembaca   
       dasa dharma/pembawa obor, 1 orang pemimpin upacara.

3.    Glady kotor

4.    Chek in peserta

5.    Pelaksanaan upacara api unggun.

6.    Evaluasi pelaksanaan Upacara api unggun.

V.   ACARA POKOK

1.   Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara langsung mengambil alih pimpinan
2. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara
3. Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara
4. Tim pembawa obor memasuki lapangan
5. Penyalaan api dasadarma oleh Pembina upacara
6. Pembacaan dasadarma oleh masing-masing pembawa obor
7. & Tim Pembawa obor meninggalkan lapangan
8. Menyanyikan lagu api unggun
9. Amanat Pembina upacara
10. Do’a
11. Laporan kepada Pembina upacara
12. Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara
13. Pemimpin upacara menyerahkan pimpinan langsung meninggalkan lapangan upacara

VI.      KEGIATAN PENUTUP
1.   Unsur Mabi, Pembinadan pamong meninggalkan tempat upacara menuju tenda yang tersedia.

2. Peserta upacara diistirahatkan, dilanjutkan dengan acara selanjutnya yaitu pentas seni (bidang acara).

VII.     Perlengkapan yang di butuhkan:
1.  Kayu bakar 2010 + 1 dengan panjang 50 cm & 150 cm (untuk jumlah kayu bisa disesuaikan dengan 
    kebutuhan dan ketersediaan dari kayu bakar terebut)
2. Bensin 1 liter
3. Obor 10 buah
4. Lilin 2 pack
5. Bambu 9 batang
6. Kembang Api 10 buah
7. Korek api
8. Tali Rapia 1 gulung
9. Kawat ukuran sedang
10. Tali ijuk
11. Golok
12. Gergaji
13. Pisau / Gunting
14. Kain bekas / kain gombal

DIRGAHAYU TNI KE 67



DILANDASI PROFESIONALISME, SEMANGAT JUANG 
DAN SOLIDITAS TNI BERSAMA SEGENAP 
KOMPONEN BANGSA SIAP MENJAGA KEDAULATAN DAN KEUTUHAN WILAYAH NKRI



Sebaiknya Pramuka Tahu



Macan Macam Baret
dan kemiringan dalam pemakaian



Kak Gudep STURI dapat Anugrah Bintang Pancawarsa III dari Kwarnas

Ka Gudep Sturi (Kak Iman Hadi Purwono) saat menerima Anugrah
Bintang Pancawarsa III.
Aprilia Gita dan Irfan Setyawan Usai menerima Tiska Jamda


Jum'at 14 September 2012 merupakan hari bersejarah bagi warga Gudep 807-808 SMP Negeri 1 Dukuhturi, karena pada hari tersebut merupakan perayaan HUT pramuka ke 51 tingkat kab/kota. Peringatan HUT Pramuka yang semestinya 14 Agustus, mengingat hari tersbut masih dalam suasana bulan ramadhan sehingga di  undur 14 September 2012. Upacara dilaksanakan di Lapangan depan rumah dinas Bupati Tegal. 
Bagi warga gudep hari tersebut menjadi spesial karena hari tersebut merupakan hari bersejarah, yaitu penganugerahan bintang pancawarsa III bagi Ka Gudep Putra, dan penyematan Tiska Jamda  kepada dua orang anggota Gudep Adik Irfan Setyawan dan Aprilia Gita yang menjadi kontingen Jambore Daerah di karanganyar solo.
Anugrah Bintang Pancawarsa merupakan sebuah penghargaan bagi Anggota Dewasa Gerakan Pramuka atas pengabdiannya pada Gerakan Pramuka yang merupakan satu satunya organisasi yang tetap konsisten pada pembinaan karakter bangsa bagi pemuda Indonesia. Kepedulian dan sistem pendidikan kepramukaan telah terbukti memberikan sumbangsih yang besar terhadap Nasionalisme dikalangan generasi muda. Kehandalan Gerakan Pramuka dalam pembentukan karakter juga tidak diragukan lagi. Hingga pemerintah kita memberikan perhatian khusus kepada Gerakan Pramuka dengan dibuatkannya UU no 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka.
Kak Iman merupakan orang ke 2 yang telah menerima Anugrah Bintang Pancawarsa III setelah  Kak Fatah (Ka Mabigus). Semoga menjadi motifasi bagi jajaran pembina dan anggota dewasa Gerakan Pramuka. Dirgahayu Gerakan Pramuka, satu pramuka satu Indonesia, Jayalah Indonesia.
Salam Abita.....

Ka Mabigus Sturi Jadi Ketua Karang Pamitran

Karang Pamitran sebagai salah satu event kegiatan untuk mewadahi sharing edukasi di kalangan anggota dewasa seputar pendidikan kepramukaan, merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan anggota dewasa pramuka. Umumnya sebuah event karang pamitran berlangsung dalam satu waktu sehari, dua atau 3 hari berturut-turut kemudian selesai. Namun lain halnya dengan Kwarcab XI.28. Kabupaten Tegal, kegiatan karang pamitran dilaksanakan berkala tiap 2 bulan sekali, secara kontinue. Bukan hanya itu saja tempat kegiatan pun berpindah pindah dari satu pangkalan Gudep ke pangkalan gudep yang lain sehingga lebih tepat disebut sebagai "Karang Pamitran Event Road". Sungguh luar biasa dan baru ada di Kwarcab Kabupaten Tegal. Inilah Kwarcab Kab Tegal yang selalu melakukan Inovasi guna memajukan Pramuka khususnya di Kabupaten Tegal.
Program kegiatan karang pamitran merupakan Program Pusdiklatpram Dewa Ruci Kabupaten Tegal yang bertujuan sebagai wadah pembinaan bagi anggota dewasa (Binawasa) dalam pengembangan pendidikan kepramukaan. Di sinilah tempat berkumpul para anggota dewasa yang mayoritas utusan masing masing gudep SMP dan MTs, saling share Ilmu pengetahuan pramuka. Banyak manfaat yang dapat di ambil dari kegiatan ini disamping sebagai share pepram juga sebagai sarana penyegaran dan Update info seputar perkembangan kegiatan pramuka sehingga dapat juga disebut sebagai MGMPnya Pembina Pramuka. Hal ini seperti yang pernah disampaikan Kak Joko yang tidak diragukan lagi kiprahnya di dunia Pramuka khususnya di kwarcab Kab Tegal. Kak Joko yang juga tim pelatih dalam tubuh pusdiklatcab dewa ruci disetiap pertemuan karang pamitran slalu mengajak para pembina pramuka untuk selalu aktif dalam even even binawasa seperti karang pamitran ini, karena karang pamitran ibarat MGMPnya pembina pramuka, kakak kakak bisa saling berbagi ilmu pengetahuan pramuka apabila di antara kakak kakak ada yg pernah mengikuti suatu event pelatihan dan memperolah materi baru, disinilah wadah kakak kakak untuk berbagi. Beliau juga selalu mengajak para pembina untuk mengembangkan dirinya dengan mengikuti kursus-kursus entah itu KMD, KML, KPD maupun KPL. Dengan begitu kakak kakak akan memperoleh bekal yang cukup untuk dapat membina adik adik kita minimal di pangkalan gudep masing masing. demikian penuturan beliau saat menghadiri pertemuan karang pamitran di MTs N Slawi.
Dalam kesempatan itu juga di adakan rapat koordinasi Pengurus karang pamitran dimana Bapak Drs. H. Alfatah, M.Pd atau akrab di panggil dengan sebutan Kak Fatah yang juga Ka Mabigus gudep SMP N 1 Dukuhturi diangkat sebagai Ketua Karang Pamitran. Pengangkatan Kak Fatah sebagai ketua karang pamitran  karena kemampuan beliau dalam hal organisasi tak diragukan lagi. Apalagi dalam jajaran pramuka, beliau salah satu sosok aktifis pramuka. Pramuka adalah salah satu dunianya, sebagian karir beliau juga dirintis dari pramuka disamping beliau juga seorang yang smart dan inovatif serta memiliki kemampuan manageman yang profesional. 
Harapan seakan tertumpah padanya saat curah pendapat di tengah tengah acara karang pamitran. Banyaknya pertanyaan dan saran - saran yang masuk membuktikan kesungguhan para pembina dalam memajukan gerakan pramuka. Acara curah pendapat sendiri merupakan salah satu kebiasaan kak fatah dalam menentukan suatu langkah kebijakan, inilah salah satu gaya kepemimpinan beliau yang juga diterapkan dimana beliau memimpin. 
Usai acara curah pendapat peserta karang pamitran melakukan kegiatan praktek lapangan sebagai penyegaran materi pionering dan PBB. Peserta nampak antusias mengikuti acara praktek lapangan. "angger kaya kiye tah ora pengin balik, enake praktek terus bae apa ?" demikian kata salah satu peserta dengan gaya khas tegalanya. 
Semoga karang pamitran di bawah kepemimpinan kak fatah akan dapat mamajukkan 

Penerjunan SMEKAR ke SMP N 1 Dukuhturi

Ade Ayu Pratiwi (perwakilan dari smekar) saat memberikan hadiah juara 1 widegame 
Gudep SMP N 1 Dukuhturi boleh dibilang "tak kan pernah sepi" karena banyaknya penegak yang praktek penerjunan di Gudep Sturi tercinta ini. untuk tahun ini sudah 3 Ambalan yang mengadakan praktek penerjunan di Gudep SMP N 1 Dukuhturi, yaitu ambalan SMA 3 Kota Tegal, SMA 5 Kota Tegal dan SMEKAR(SMEA Karanganyar) atau SMK 1 Dukuhturi. Dari ketiga ambalan yang melakukan penerjunan semua berjalan dengan baik, namun ada sesuatu yg tidak seperti biasanya yaitu ambalan SMEKAR yang pesertanya didominasi putri. Wajar saja karena memang untuk sekolah kejuruan yang satu ini mencetak tenaga - tenaga sekretaris, marketing, managemen bisnis yang semuanya itu banyak diminati oleh pelajar putri. Uniknya lagi di SMEKAR terkenal dengan "Sekolah Bhinneka Tunggal Ika". Julukan ini karena memang yang sekolah di SMEKAR dari pelosok penjuru Tegal semuanya hampir ada.

 Dwy Ayu Lestari  ( Perwakilan dari Smekar ) saat  memberikan  hadiah  juara ke dua
Dalam penerjunannya di Gudep Sturi SMEKAR yang diketuai oleh adik "Balqis" dengan modal semangat kartini (peserta semua putri=red) dan BhinekaTunggal Ikanya mereka kompak, meski dalam waktu yang relatif singkat SMEKAR mampu mengadakan acara widegame sebagai ending dari kegiatan penerjunan bersama adik adik penggalang kelas 7 Gudep Sturi dengan baik. Semoga kerjasama yang baik ini tetap terjalin guna memajukan Gerakan Pramuka demi tegaknya Karakter bangsa dan meningkatnya nasionalisme dikalangan para pelajar.
Usai kegiatan tibalah saatnya untuk menilai regu tergiat, dari hasil rekap nilai oleh adik2 ambalan akhirnya  sebagai juaranya adalah adik adik dari kls 7 i. Selamat buat adik2 kelas 7 i yg telah menjadi juara dalam widegame penerjunan SMEKAR.